Jumat, Desember 02, 2011

PENGEMBANGAN POLA DISTRIBUSI KEBUTUHAN AIR BERSIH DESA KATOL BARAT, DESA BANYONING LAOK, DESA BANYONING DAJAH, DESA KLAPAYAN DI KABUPATEN BANGKALAN

RINGKASAN
Dalam pengembangan pola distribusi air bersih pada wilayah penelitian di kabupaten Bangkalan secara garis besar adalah melalui peningkatan partisipasi masyarakat, program bantuan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, pengembangan dan pengelolaan air bersih bagi sumber dan pengembangan manajemen air bersih untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat.
Berdasarkan hasil analisa kebutuhan air bersih, desa Katol Barat pada tahun 2017 membutuhkan kapasitas air bersih sebesar 3,06 l/dtk, desa Banyoning Laok sebesar 5,19 l/dtk, desa Banyoning Dajah sebesar 3,85 l dtk, dan desa Klapayan sebesar 3,20 l, dtk.
Faktor penyebab masalah krisis air bersih di wilayah kantong kekeringan adalah faktor tingkat partisipasi masyarakat, iklim, daerah resapan, kondisi geografis, tingkat pengawasan, kemampuan penduduk, lokasi, hidrologi, dan sumber air.
Sumber yang potensial, dalam penelitian ini ditemukan 4 sumber yakni sumber Kwanyar di desa Kombangan kecamatan Geger, berpotensi dikembangkan bagi desa Katol Barat, sumber Dupok untuk desa Banyoning Laok, sumber Kombangan untuk desa Banyoning Dajah, dan sumber Geger untuk desa Klapayan.
Hal ini berdasarkan debit sumber, jarak sumber ke desa, dan selisih ketinggian sehingga memungkinkan untuk didistribusikan bagi wilayah kantong kekeringan.
Pengembangan pola distribusi diajabarkan dalam beberapa arahan sebagai berikut:


1. Tingkat Partisipasi Masyarakat
Beberapa arahan faktor partisipasi masyarakat adalah sebagai berikut:
- Memberikan pendidikan dan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) berkelanjutan bagi masyarakat pedesaan melalui pemberdayaan masyarakat pedesaan.
- Peningkatan peran aktif masyarakat pedesaan dalam penyediaan dan pengelolaan air bersih pedesaan, serta peningkatan rasa memiliki masyarakat pedesaan melalui pendekatan investasi bersama, yakni melalui bantuan dari pemerintah yang nantinya dikelola bersama oleh masyarakat.
- Mengikutsertakan masyarakat dalam pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana air minum.
- Pemberian bantuan teknis dan pelatihan teknis bagi masyarakat pedesaan dalam operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana air minum, serta bantuan teknis dalam pengelolaan air minum.

2. Kemampuan Penduduk
Beberapa arahan faktor kemampuan penduduk adalah sebagai berikut:
- Pengembangan program bantuan MBR bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
- Pemberian sebanyak banyaknya pilihan sistem pembiayaan yang sesuai dengan kemampuan masyarakat.
- Memberikan tarif pemakaian air dan pemasangan sambungan khusus yang murah bagi masyarakat yang belum mendapatkan air bersih dan masyarakat yang termasuk dalam berpendapatan rendah.
- Pemberian subsidi oleh pemerintah terkait dengan besarnya tarif agar masyarakat bisa mendapatkan pelayanan air bersih.

3. Faktor Sumber Air
Beberapa arahan faktor sumber air adalah sebagai berikut:
- Pemanfaatan sumber Kwanyar bagi kebutuhan masyarakat Desa Katol Barat, sumber Kombangan bagi kebutuhan masyarakat Desa Banyoning Dajah, sumber Dupok bagi kebutuhan masyarakat desa Banyoning Laok, dan sumber Geger untuk Desa Klapayan, serta melakukan program konservasi untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas air.
- Pembangunan SPAM pada sumber Kwanyar, dan sumber Dupok, serta pembangunan jaringan perpipaan dari sumber Kwanyar menuju Desa Katol Barat, dan sumber Dupok menuju Desa Banyoning Laok.
- Pengembangan pengelolaan air bersih pada sumber Kombangan dan sumber Geger yang memiliki SPAM disertai pembangunan jaringan perpipaan bagi Desa Banyoning Dajah dan Desa Klapayan.
- Penambahan jaringan perpipaan bagi masyarakat Desa Klapayan untuk meningkatkan kapasitas pelayanan kebutuhan air bersih.
- Pembangunan bak penampung/ penyimpanan air di Desa Katol Barat, Desa Banyoning Dajah, dan Desa Banyoning Laok.
- Adanya interkoneksi jaringan dari Bangkalan untuk peningkatan kapasitas dan kontinuitas pelayanan masyarakat Desa Katol Barat, Desa Banyoning Dajah, dan Desa Banyoning Laok.
- Pembangunan sambungan rumah (sambungan air bersih ke rumah-rumah) yang disalurkan dari bak penampungan.
- Melakukan pengawasan terhadap sumber air baku dan infrastruktur di sumber Kwanyar, sumber Kombangan, sumber Dupok, dan sumber Geger.

4. Tingkat Pengawasan
Beberapa arahan faktor tingkat pengawasan adalah sebagai berikut:
- Kerjasama antara masyarakat dan PDAM dalam pengembangan dan pengelolaan sumber air.
- Perbaikan pemantauan system dan evaluasi melalui pendekatan partisipatif yakni pelatihan bagi masyarakat agar terlibat langsung dalam pengembangan air bersih.
- Peningkatan kemampuan teknis dan pengelolaan PDAM menuju profesionalisme korporasi serta pemisahan secara tegas antara fungsi operator dan regulator dalam pembangunan dan pengelolaan air bersih.
- Melakukan pengawasan terhadap sumber air baku yang ada serta pengawasan terhadap prasarana-sarana, hal ini agar kuantitas sumber air tidak semakin berkurang.
- Pelibatan masyarakat melalui sosialisai, pelatihan, dan jaringan air bersih untuk memudahkan pengembangan sector air bersih.

Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka rekomendasi yang dapat diberikan, antara lain:
1. Adanya kerjasama yang terstruktur antara dinas sosial, PU Cipta Karya, PDAM dan Bappeda dalam mengatasi masalah krisis air bersih baik dari aspek social, lingkungan, dan manajemennya.
2. Perlunya pengecekkan dan pengembangan sumber air bersih permukaan dan dalam tanah lebih lanjut guna mendapatkan potensi-potensi pengembangan air bersih kedepannya.
3. Studi lanjutan mengenai potensi dan permasalahan infrastruktur wilayah kantong kekeringan agar bisa dilakukan penanganan dan pengembangan lebih lanjut.

1 komentar: